Jumat, 02 September 2016

Makalah Kata Serapan



BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
            Penggunaan bahasa Indonesia tidak dapat dihindari dalam komunukasi keseharian, baik di sekolah, kantor, di kampus, dan tempat-tempat lainnya. Disadari atau tidak dalam kegiatan komunikasi sehari-hari, selalu menggunakan kata-kata bahasa Indonesia. Bahasa seseorang juga merupakan cerminan dari tingkat intelektual orang yang menggunakan bahasa itu. Bahasa adalah sebuah sistem lambang beberapa bunyi yang bersifat arbitrer, digunakan oleh kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa yang baik dan benar bukan berarti bahwa bahasa harus selalu  mengikuti kaidah normatif untuk segala macam situasi pemakaian. Dalam berbahasa, hampir setiap orang pernah membuat kesalahan atau penyimpangan. Penyimpangan itu dapat dianggap sebagai usaha belajar apabila seseorang mau memahami kesalahan-kesalahan itu dan mau memanfaatkannya sebagai umpan balik dalam rangka meningkatkan kualitas berbahasanya.  
            Dalam penggunaan bahasa Indonesia diperlukan ketetapan, kesesuaian, dan kelaziman penggunaan kata-kata dalam sebuah kalimat sangat diutamakan, ketetapan menyangkut makna kata dan sebuah kalimat untuk mengungkapkan sebuah gagasan. Sementara kesesuaian yang dimaksud dengan kecocokan kata-kata yang di pakai dalam kesempatan atau situasi dan keadaan pembaca. Kelaziman berkaitan dengan penggunaan kata-kata di dalam tulisan sesuai dengan yang digunakan oleh masyarakat pembaca sehingga karya tersebut dapat dimengerti. Mustakim (1993:70) mengatakan bahwa pemilihan kata merupakan aspek yang cukup penting dalam penggunaan bahasa karena pemilihan kata yang tidak tepat, selain menyebabkan ketidakefektifan bahasa yang digunakan juga dapat menganggu kejelasan informasi yang disampaikan. Pada pemakaian bahasa banyak hal yang harus diperhatikan diantaranya: ejaan, kata dan istilah, kalimat, serta paragraf. Salah satu bagian yang paling banyak memerlukan perhatian adalah dalam segi kata. Pemilihan kata dalam setiap kesempatan dapat dikatakan mempengaruhi proses komunikasi yang sedang dilakukan. Pemilihan kata harus memperhatikan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung.
            Dalam berkomunikasi, khususnya dalam komunikasi resmi seperti surat-menyurat, berpidato, menulis karya tulis dan komunikasi dalam bentuk lainnya hendaknya menggunakan kata-kata bahasa Indonesia dengan benar,  karena dengan menggunakan kata-kata bahasa Indonesia yang benar, gagasan pikiran yang disampaikan juga akan tersampaikan dengan tepat. Salah satu media komunikasi resmi yang sudah tidak asing lagi didengar adalah karya tulis. Karya tulis atau karya ilmiah memiliki banyak ragam, misalnya ada yang berbentuk laporan, artikel, jurnal, skripsi, buku-buku ilmiah dan sebagainya. Setiap ragam sudah tentu memiliki ciri masing-masing. Oleh karena itu, sulit untuk memberikan pengertian yang mewakili semua karya ilmiah. Brotowidjojo menyatakan bahwa karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Selain itu, di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 2005: 511 ) menjelaskan mengenai karya ilmiah berupa laporan yaitu 1) sesuatu yang dilaporkan, 2) berita. Dari semua kepentingan dituliskannya suatu karya ilmiah ada satu maksud yang sama, yaitu berkomunikasi dengan semua orang lain tentang ilmu. Karya tulis merupakan suatu tulisan yang berifat resmi dan sudah sebaiknya penggunaan kata didalamnya juga bersifat resmi. Pemahaman terhadap pemilihan kata merupakan modal dasar bagi penulis dalam menyajikan sebuah karya tulis. Semakin banyak kosa kata yang dimilki penulis dapat membantu dalam pemilihan kata yang akan digunakan secara cepat, tepat dan bervariasi. Tidak sedikit penulis yang memilki kosa kata kurang. Hal ini tentunya mempengaruhi karya tulis yang dihasilkan, karena memiliki kekaburan makna atau cenderung monoton. Dalam penulisan karya tulis perlu semaksimal mungkin memberikan pemahaman tentang kriteria pemakaian kata.
Dalam pencanangan karya tulis ini akan dipaparkan bagaimana penggunaan kata yang digunakan penulis dalam karya tulis yang berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data”.  “Analisis Penggunaan Kata dalam Karya Tulis Berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data””. Karya tulis ini dapat diungkapkan berdasarkan hasil analisis penulis terhadap karya tulis mengenai bentuk kata yang digunakan didalamya, serta pemakaian kata yang baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah
1)      Bagaimanakah struktur pemakaian kata dalam karya tulis yang berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data”?
2)      Bagaimanakah bentuk kata yang digunakan dalam karya tulis tersebut?
3)      Apakah pemakaian dan pemilihan kata dalam karya tulis tersebut dapat dikatakan layak?

1.3 Tujuan Penelitian
1)      Untuk mengetahui struktur pemakaian kata yang digunakan penulis pada karya tulisnya yang berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data”.
2)      Untuk mengetahui bentuk kata yang digunakan dalam pembuatan karya tulis tersebut.
3)      Untuk megetahui kelayakan pilihan kata pada karya tulis tersebut

1.4 Manfaat Penelitian
1)      Agar memahami struktur pemakaian kata yang baik dan tepat digunakan pada sebuah karya tulis ilmiah.
2)      Agar memahami bentuk kata yang tepat dalam menulis sebuah karya tulis.
3)      Agar memahami kelayakan dalam pemilihan kata yang akan digunakan pada karya tulis.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pemakaian Kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskanyang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa.Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagianterkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yangmemiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.       
Pada kamus besar bahasa Indonesia memuat tidak kurang dari 23.000 kata dan 71.000 kata pokok (Poerwadarminta, 1976). Kamus besar bahasa Indonesia sendiri merupakan kamus pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam memilih kata - kata yang baik dan sesuai dengan aturan. Pemakaian kosakata setiap orang berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan oleh adaya lingkungan pemakaian bahasa yang berbeda sehingga dipakai kata yang sesuai dengan lingkungan tersebut.

2.2 Kata yang Baik dan Benar
            Sebuah kata harus mengikuti kaidah pembentukan kata (morfologi) bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya kata dasar dan kata jadian (bentukn). Kata dasar adalah kata yang dihasilkan oleh proses morfologis derivasi zero, sedangkan kata jadian (bentukan) dihasilkan oleh proses morfologis, seperti afiksasi, reduplikasi, abreviasi, komposisi, dan derivasi balik (Kridalaksana, 1989:12). Salah satu kaidah pembentukan kata dalam bahasa Indonesia adalah kaidah pembentukan kata dengan prefiks meng-. Awalan (prefiks / prefix) adalah imbuhan yang terletak di awal kata. Proses awalan (prefiks) ini di sebut prefiksasi (prefixation). Berdasarkan dan pertumbuhan bahasa yang terjadi, maka awalan dalam bahasa indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Awalan terdiri dari me, di, ke, ter, pe, per, se, ber. Kaidah pembentukan kata dengan prefix meng- dapat dilihat pada tabel 2.2.1 berikut.

Prefiks
Menjadi
Contoh
Kata Dasar
Kata Jadian
Meng-
Meng-
ambil
mengambil
kalah
Mengalah
harap
mengharap
Me-
latih
Melatih
namai
Menamai
ramaikan
meramaikan
Men-
Datangkan
Mendatangkan
Tanam
Menanam
Tertawakan
Menertawakan
Mem-
Bawa
Membawa
Patuhi
Mematuhi
Fokuskan
Memfokuskan
Men-
(meny-)
Satu
Menyatu
Cari
Mencari
Syaratkan
Mensyaratkan
Menge-
Cek
Mengecek
Rem
Mengerem
produksi
Memproduksi

Tabel 2.2.1 Pembentukan Kata dengan Prefiks meng-

            Selain memperhitungkan kebenaran pembentukan kata, pemakaian kata yang benar juga harus memperhitungkan kebenaran pemakaian. Kebenaran pemakaian adalah kebenaran penggunaan kata itu menurut konteksnya. Pemakaian kata juga harus memperhitungkan kaidah struktur beku dalam bahasa Indonesia. Struktur ini adalah struktur statis , struktur yang tidak dapat mengalami perubahan, seperti terdiri atas, terjadi dari, disebabkan oleh, dan sehubungan dengan. Dalam bahasa Indonesia juga dikenal istilah kata benar (tidak rancu) dan tidak benar (rancu). Kata rancu dalam bahasa Indonesia berarti 'kacau'. Sejalan dengan itu, kalimat yang rancu berarti kalimat yang kacau atau kalimat yang susunannya tidak teratur sehingga informasinya sulit dipahami. Jika dilihat dari segi penataan gagasan, kerancu­an sebuah kalimat dapat terjadi kare­na dua gagasan digabungkan ke dalam satu pengungkapan. Sementara itu, jika dilihat dari segi strukturnya, kerancuan itu timbul karena pengga­bungan dua struktur kalimat ke dalam satu struktur. Adapapun beberapa contoh penggunaan kata benar dan tak benar baik dari sudut kaidah pembentukan kata maupun dari sudut ejaan selengkapnya dipaparkan pada tabel 2.2.2.

Kata Tidak Benar
Kata Benar
Pendarahan
Perdarahan
Kuatir
Khawatir
Analisa
Analisis
Isteri
Istri
Sistim
Sistem
Praktek
Praktik
Jadual
Jadwal

Tabel 2.2.2 Contoh Kata Benar dan Kata Tidak Benar

            Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kebiasaan masyarakat dalam menggunakan kata tidak benar masih terbilang sangat banyak. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata yang menurut mereka benar tetapi setelah melihat kaidah penulisannya kata tersebut tidaklah benar. Banyak kata tidak benar yang sudah sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehigga pengucapannya menjadi lumrah. Sehingga jika mereka mengetahui bentuk kata yang benar sedikit terasa janggal bila diucapkan.
            Dalam pilihan kata yang baik harus memperhatikan pemakaian kata yang digunakan. Untuk memilih kata dalam penulisan ilmiah perlu memperhatikan syarat-syarat tertentu. Syarat yang dimaksud adalah kelayakan, ketepatan, kecermatan, dan kecergasan. Syarat kelayakan meliputi kelayakan menurut geografis, temporal (waktu) dan meurut stilistik (gaya). Sementara itu, syarat ketepatan meliputi ketepatan menurut denotasi-konotasi, abstrak-konkret, generik-spesifik, majas dan idiom. Syarat kecermatan memperhitungkan keefisienan penggunaan kata atau ekonomi bahasa. Syarat kecergasan memperhitungkan penghindaran kata klise dan kata secara monoton.
Menggunakan kata dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pilihan atau prioritas utama dalam berbahasa. Seperti sudah saya jelaskan tadi, penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Masalah yang harus dihindari dalam pemakaian kata baku antara lain adalah disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal seperti ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak sesuai dan tidak baik.








BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penulisan ini adalah meliputi 1 (satu) tempat yaitu di rumah penulis, yakni Jalan Kubu Anyar gang Kingkong III, Kuta, Badung.
Waktu penelitian yang digunakan sampai penyelesaian karya tulis ini adalah  mengambil waktu 7 hari yaitu dari tanggal 27 November 2015 sampai dengan 3 Desember 2015.

3.2 Jenis Penelitian
            Secara umum jenis penelitian ada 2 ( dua ) bentuk yaitu : Jenis penulisan kualitatif dan jenis penulisan kuantitatif. Jenis penulisan kualitatif merupakan bentuk penulisan yang data-datanya dipaparkan hanya dengan kata-kata atau uraian kata yang mana data tersebut diperoleh dari refrensi tertentu dan dari wawancara yang terkadang dapat bersifat subjektif karena data tersebut merupakan olah pikir, pendapat dan penafsiran dari orang yang berbeda sedangkan jenis penulisan kuantitatif merupakan jenis penulisan yang data-datanya memaparkan angka-angka (Riduwan, 2004:7)
            Sesuai dengan judul yang diungkapkan pada penulisan dalam karya tulis ini dapat digolongkan kedalam jenis penulisan kualitatif dan kuantitatif. Jenis penulisan kualitatif karena pada tulisan ini lebih banyak menggunakan metode analisis langsung terhadap bahan karya tulis “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data”. Sedangkan jenis kuantitatif karena pada tulisan ini disertakan pula persentase jumlah kata benar yang digunakan pada karya tulis tersebut.



3.3 Data dan Sumber Data
Sugiyono (2009:88) menyebutkan sajian dan bentuk data dalam penelitian ada 2 (dua) yaitu data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menganalisis langsung karya tulis “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data”. Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan setiap kata-kata yang digunakannya serta menyesuaikannya dengan kaidah penggunaan kata yang benar menurut bahasa Indonesia. Sedangkan dalam penelitian ini data sekunder yang diperoleh dari dokumen atau catatan-catatan seperti buku, makalah, laporan, dan lain sebagainya.

3.4 Objek Penelitian
            Objek penelitian dalam karya tulis ini adalah kesalahan pengguaan dan pemilihan kata pada karya tulis mahasiswa yang berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data”. Apsek yang terlibat didalamnya adalah aspek struktur pemakaian kata, bentuk kata dan kelayakan pemilihan kata.

3.5  Instrumen Penelitian
            Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam upaya mengumpulkan data penelitian. Maka dari itu instrumen penelitian yang digunakan disesuaikan dengan pokok – pokok permasalahan atau objek yang akan diteliti. Instrumen yang digunakan dalam penulisan  ini hanya berupa karya tulis yang isinya akan dianalisis oleh penulis sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan.

3.6 Teknik Pengumpulan Data
            Menurut sugiyono (2009:46) teknik pengumpulan data antara lain adalah : teknik observasi, wawancara, studi pustaka, dokumentasi dan koesioner. Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:
a.       Teknik studi pustaka, yaitu data dapat diperoleh denggan menggunakan beberapa literatur yang terkait dengan masalah yang diungkap pada karya tulis ini.

3.7 Teknik Penyajian Data
            Teknik penyajian data dalam karya tulis ini meliputi 3 (tiga) langkah yaitu:
1.      Mereduksi data, yaitu data yang diperoleh dirangkum, adanya suatu penilaian terhadap hal-hal yang pokok dan penting sesuai dengan rumusan masalah yang dikaji. Tahap reduksi ini akan dijadikan dasar dalam mengumpulkan data sampai dapat menemukan jawaban terhadap rumusan masalah yang dikaji.
2.      Penyajian data, yaitu data yang disajikan berasal dari hasil analisis kata pada karya tulis yang berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data”
3.      Menarik kesimpulan dan verifikasi, yaitu: simpulan yang diungkapkan diverivikasi berdasasrkan teori dan konsep yang digunakan dalam membedah masalah penelitian.

3.8 Teknik Analisis Data
            Teknik analisis data ada 2 (dua) jenis yaitu : analisis data deskriptif kualitatif dan analisis data kuantitatif. Dalam penelitian ini digunakan analisis denskriptif kualitatif dan kuantitatif.

3.8.1 Teknik Analisis Deskripitif Kualitatif
            Dalam penulisan ini digunakan analisis deskriptif kualitatif yang merupakan suatu telaan dari suatu gejala objektif sesuai dengan data kepustakaan. Adapu teknik yang digunakan dalam membantu analisis ini antara lain:
a.       Teknik Induktif, yaitu uraian khusus yang didahului dengan data-data hasil analisis dan bersifat khusus sebelum menarik sebuah kesimpulan
b.      Teknik deduktif, yaitu uraian yang didahului dengan kata-kata bersifat umum yang kemudian menyempit dan baru dapat ditarik kesimpulan.
c.       Teknik argumentative, yaitu memberikan komentar-komentar terhadap bahan yang dikaji pada saat menarik kesimpulan.

3.8.2 Teknik Analisis Deskripitif Kuantitatif
            Dalam menganalisis karya tulis diberikan persentase, dimana setiap kata yang salah akan dikurangi dengan jumlah kata total yang ada pada karya tulis, kemudian dibagi dengan jumlah kata total yakni sebanyak 1952 kata dan dikalikan 100 %.
Rumus yang digunakan adalah:

P =

Dimana :
P = persentase
Jb = jumlah kata yang benar
Jt = jumlah keseluruhan kata (1952)
Hasil analisis akan dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu:
a.       Baik, bila nilai persentase >75 %
b.      Cukup, bila nilai persentase 60-75 %
c.       Kurang, bila nilai persentase < 60 %





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Isi Karya Tulis
            Perkembangan TIK dewasa ini memberikan banyak konstribusi terhadap sistem komunikasi, namun tidak selamanya bersifat positif. Adakalanya pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab mengunakan ini untuk kepentingannya dan merugikan orang lain. Misalnya kasus penyadapan di Indonesia, setidaknya ada 4 kasus besar yang dialami oleh Indonesia. Salah satunya kasus penyadapan oleh Australia. Menurut Kepala Badan Intelijen Negara, BIN Indonesia, Marciano Norman mengatakan bahwa Indonesia sudah mulai disadap oleh Australia semenjak tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Dengan adanya penyadapan yang dilakukan oleh pihak asing ini Indonesia telah berpotensi kehilangan kedaulatan, kemandirian dan kepribadiannya. Jika pihak asing mengetahui rencana atau kebijakan luar negeri Indonesia dan dengan mudah pihak tersebut dapat mengontrol kebijakan-kebijakan Indonesia agar lebih menguntungkan negaranya
Pencetusan aplikasi Enkripsi SMS ini adalah sebagai solusi dari tindakan penyadapan, penyalah gunaan teknologi, serta melindungi privasi dari setiap individu.  Short Message Service (SMS) adalah kemampuan untuk mengirim dan menerima pesan dalam bentuk teks dari dan kepada ponsel Aplikasi Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Androidini adalah sebuah perangkat lunak yang diterapkan pada telepon selular yang bersistem operasi android dan memiliki fungsi untuk melakukan enkripsi dan dekripsi. Aplikasi ini mampu menjadi solusi dari kekhawatiran penyadapan karena merupakan aplikasi yang encrypted end to end terhadap pesan SMS, sehingga pesan yang tersimpan di SMSC merupakan pesan yang telah terenkripsi. Enkripsi ini dimaksudkan untuk melindungi dan menyamarkan informasi agar tidak terlihat dan diketahui oleh orang yang bukan semestinya. Kata RSA sendiri mengambil nama dari Ron Rivest, Adi Shamir dan Len Adleman yang menciptakan metode ini pada tahuin 1977.
4.2 Struktur Pemakaian Kata
            Pemakaian kata dalam sebuah karya tulis harusnya menggunakan bahasa yang resmi. Pada karya tulis yang berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data” dapat dilihat bagaimana pemilihan kata penulis dalam menyampaikan isi tulisannya. Penggunaan bahasa yang resmi tetapi maknanya mudah untuk dimengerti pembaca, sehingga pembaca tidak perlu bersusah payah mengartikan kata yang digunakan secara dalam. Didalam pemakaian bahasa formal digunakan beragam kata – kata resmi atau kata baku (standar). Adapun beberapa contoh kata baku (standar) yang digunakan dalam karya tulis tersebut dipaparkan dalam tabel 4.2.1 berikut

Membuat
Misalnya
Menyampaikan
Diterapkan
Tidak
Meskipun
Mudah
Mengatakan
Ingin
Menciptakan
Tabel 4.2.1 Contoh Kata Baku

            Karya tulis tersebut juga tidak sedikit menggunakan istilah-istilah dalam dunia teknologi informasi yang penempatannya disesuaikan dengan apa yang akan dibahas penulis, seperti: enkripsi, deskripsi, use case, flowchart, key, dan lain-lain. Penulis karya tulis tersebut tidak lupa juga memberikan penjelasan singkat mengenai kata-kata tersebut didalam karya tulisnya, sehingga para pembaca yang tidak berkecimpung dan mengenal teknologi informasi dapat memahaminya secara garis besar.

4.3 Bentuk Kata
Berdasarkan kaidah pembentukan kata dalam analisis ini menggunakan 2 (dua) bentuk pembahasan yakni secara kualitatif dan kuantitatif. Adapun pemaparan lengkap analisis tulisan ini adalah:
4.3.1 Bentuk Kata Secara Kualitatif
            Dalam karya tulis yang berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data” terdapat beberapa kata benar dan salah bila disangkut pautkan dengan kaidah pembentukan kata bahasa Indonesia.
            Kata yang digunakan pada karya tulis jika dilihat dari prefiks meng- kaidah pembentukan kata, terdapat beberapa kata yang penulisannya sudah benar seperti pada tabel 4.3.1.1

Kata Dasar
Kata Jadian
Ketahui
Mengetahui
Gunakan
Menggunakan
Kontrol
Mengotrol
Putuskan
Memutuskan
Lindungi
Melindungi
Ambil
Mengambil
Buat
Membuat
Jaga
Menjaga
Bawa
Membawa
Tingkatkan
Meningkatkan
Ucapkan
Mengucapkan
Bantu
Membantu
Surat
Menyurat
Kurangi
Mengurangi
Dapat
Mendapat

Tabel 4.3.1.1 Pembahsan Penggunaan kata dengan Prefiks meng-
           
            Kata yang terdapat pada tabel 4.3.1.1 tersebut merupakan beberapa contoh kata yang banyak digunakan dalam karya tulis tersebut dan penulisannya sudah mengikuti kaidah penggunaan kata dengan prefiks meng-. Secara keseluruhan penggunaan kata prefiks dalam karya tulis tersebut dapat dikatakan baik, karena tidak ditemukan kesalahan penulisan penggunaan katanya. Selain memperhitungkan kebenaran pembentukan kata pemakaian kata yang benar juga harus mempertimbangkan kebenaran pemakaian. Kebenaran pemakaian adalah kebenaran penggunaan kata itu menurut konteksnya (kata yang mendahului dan/atau mengikutinya dalam kelompok kata atau kalimat).
            Penggunaan kata yang benar dan tidak benar juga harus mendapat perhatian khusus dalam karya tulis tersebut. Bila dihubungkan dengan penulisan kaidah kata tidak benar dan benar ada beberapa kata yang penulisannya masih salah seperti : sistim yang harusnya di tulis sistem, dimana yang seharusnya ditulis di mana. Selain itu juga terdapat salah penulisan kata seperti penydapan yang seharusnya ditulis penyadapan.
            Selain beberapa bentuk kata diatas terdapat juga bentuk kata konottif dan denotatif. Kalimat konotatif adalah kalimat yang mengandung makna yang bukan sebenarnya pada kata atau kelompok kata. Makna konotatif juga biasanya disebut dengan istilah makna kias. Dan makna yang diberikan oleh suatu kata atau kelompok kata sebagai perbandingan agar apa yang dimaksudkan menjadi lebih jelas dan menarik. Sedangkan Kalimat Denotatif adalah kalimat yang mengandung makna sebenarnya pada suatu kata atau kelompok kata tersebut.yang mana suatu kata atau kelompok kata itu terdapat dalam kamus (KBBI). Pada karya tulis tersebut dijumpai beberapa kata konotatif yang seharusnya penulisannya diganti dengan kata denotatif seperti “menerobos batas…..” yang harusnya diganti menjadi “melewati batas…..”, kata “terkuak fakta……” yang harusnya diganti menjadi “diketahui fakta…..” kata konotatif tersebut kurang tepat bila digunakan dalam karya tulis sehingga perlu mengalami perubahan mengikuti kaidah kata dalam bahasa Indonesia.
           
4.3.2 Bentuk Kata Secara Kuantitatif
            Secara kuantitatif bila menggunakan rumus yang sudah ditentukan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa karya tulis ini penulisannya baik. Hal ini didapatkan dari jumlah kata salah yang terdapat dalam karya tulis ini adalah sebanyak 3 (tiga) kata meliputi kata sistim, dimana dan penydapan. Dengan menggunakan rumus jumlah kata benar dibagi dengan jumlah total kata kemudian di kalikan 100%, maka jumlah akhir yang didapatkan adalah 99 %. Persentase penulisan kata pada karya tulis tersebut dapat juga ditampilkan dalam gambar diagram 4.3.2.1 berikut

Gambar 4.3.2.1 Diagram Persentase Penulisan Kata

            Pada penelitian ini membuktikan bahwa dalam pembuatan karya tulis masih ada beberapa orang yang salah dalam memilih kata dan sesuai dengan kaidah pembentukan kata bahasa Indonesia.

4.4 Kelayakan Pemilihan Kata
            Layak dapat dikatakan sebagai sesuatu yang pantas, wajar atau patut. Syarat kelayakan pemakaian kata dengan memperhitungkan kepantasan atau kepatutan kata tersebut menurut daerah, waktu dan gaya penggunaannya. Dalam karya tulis ini terdapat kata mantan dalam mantan wakil Presiden Indonesia, mantan juru bicara Presiden, mantan menteri Indonesia, dan masih banyak lagi. Penggunaan kata mantan pada konteks tersebut sudah tepat, karena penggunaan kata mantan itu sendiri berarti baik.
            Gaya bahasa juga senantiasa sangat menentukan pemilihan kata yang layak digunakan. Didalam berbahasa dikenal adanya berbahasa gaya resmi dan gaya santai (tidak resmi). Dalam pemakaian bahasa formal harus digunakan kata ragam resmi. Perlu juga membedakan penggunaan kata ilmiah dan kata ilmiah popular. Kata ilmiah dipakai untuk mengungkapkan konsep ilmiah, sedangkan kata populer digunakan  untuk mengungkapkan konsep popular. Dalam karya tulis ini terdapat beberapa kata seperti : membuat, mudah, ingin, misalnya, serta meskipun yang penulisannya sudah benar dan sesuai pada karangan ilmiah.
            Syarat ketepatan kata dihubungkan dengan konsep makna yang hendak disampaikan. Pemilihan kata secara tepat sangat ditentukan oleh sikap dan perasaan masing-masing pengguna bahasa. Kelayakan pemakaian kata dari sudut waktu senantiasa diikuti dan dipelajari oleh setiap orang.



BAB V
PENUTUP


5.1 Simpulan
1)      Struktur pemakaian kata dalam karya tulis yang berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data” adalah bahasa resmi dan baku (standar). Walaupun menggunakan bahasa baku namun dengan pemilihan kata yang tepat pembaca karya tulis tersebut akan mengerti maksud dari penulis. Hal ini dikarenakan penulis karya tulis tersebut  memilih untuk menggunakan kata baku yang tepat dan mudah dipamahami.
2)      Bentuk kata yang digunakan dalam karya tulis ini di bahas menggunakan 2 (dua) sudut pandang yakni melalui kuantitatif dan kualitatif. Secara kualitatif penulisan kata berdasarkan prefiks meng- dapat dikatakan sangat baik karena tidak ditemukan kesalahan dapalam penulisannya. Sedangkan jika dilihat dari kata benar dan tidak benar masih ada beberapa kata yang salah seperti sistim, dimana, dan penydapan. Walaupun jumlah kesalahan penulisan kata bisa dikatakan sedikit dal ini tidak terlalu mempengaruhi perhitungan secara kuantitatif, dimana persentase total dari penulisan kata dalam karya tulis tersebut adalah 99 % dan dapat digolongkan dalam kategori baik.
3)      Kelayakan pemilihan dan penggunaan kata dalam karya tulis tersebut juga dapat dikatakan sangat baik. Penulis dapat menggunakan kata yang layak pada setiap situasi dan waktu. Gaya bahasa juga mempengaruhi pemilihan kata penulis yang pada dasarnya dikenal istilah gaya resmi, dan gaya santai.

5.2 Saran
1)      Bagi penulis karya tulis yang berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data” agar lebih memperhatikan aturan kata dalam bahasa Indonesia. Serta mempertahankan segala bentuk kata yang sudah benar ditulis pada karya tulis tersebut.
2)      Bagi mahasiswa agar lebih memperhatikan dan mematuhi kaidah penggunaan serta pemilihan kata dalam bahasa Indonesia. Kaidah ini digunakan dalam setiap jenis tulisan yang akan dibuat dan dapat mempengaruhi kelayakan bentuk kata dari tulisan.

0 komentar:

Posting Komentar