BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penggunaan
bahasa Indonesia tidak dapat dihindari dalam komunukasi keseharian, baik di
sekolah, kantor, di kampus, dan tempat-tempat lainnya. Disadari atau tidak
dalam kegiatan komunikasi sehari-hari, selalu menggunakan kata-kata bahasa
Indonesia. Bahasa seseorang juga merupakan cerminan dari tingkat intelektual
orang yang menggunakan bahasa itu. Bahasa adalah sebuah
sistem lambang beberapa bunyi yang bersifat arbitrer, digunakan oleh kelompok
sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa
yang baik dan benar bukan berarti bahwa bahasa harus selalu mengikuti kaidah normatif untuk segala macam
situasi pemakaian. Dalam berbahasa, hampir setiap orang pernah membuat
kesalahan atau penyimpangan. Penyimpangan itu dapat dianggap sebagai usaha
belajar apabila seseorang mau memahami kesalahan-kesalahan itu dan mau
memanfaatkannya sebagai umpan balik dalam rangka meningkatkan kualitas
berbahasanya.
Dalam penggunaan bahasa Indonesia diperlukan
ketetapan, kesesuaian, dan kelaziman penggunaan kata-kata dalam sebuah kalimat
sangat diutamakan, ketetapan menyangkut makna kata dan sebuah kalimat untuk
mengungkapkan sebuah gagasan. Sementara kesesuaian yang dimaksud dengan
kecocokan kata-kata yang di pakai dalam kesempatan atau situasi dan keadaan
pembaca. Kelaziman berkaitan dengan penggunaan kata-kata di dalam tulisan
sesuai dengan yang digunakan oleh masyarakat pembaca sehingga karya tersebut
dapat dimengerti. Mustakim (1993:70) mengatakan bahwa pemilihan kata merupakan
aspek yang cukup penting dalam penggunaan bahasa karena pemilihan kata yang
tidak tepat, selain menyebabkan ketidakefektifan bahasa yang digunakan juga
dapat menganggu kejelasan informasi yang disampaikan. Pada pemakaian bahasa
banyak hal yang harus diperhatikan diantaranya: ejaan, kata dan istilah,
kalimat, serta paragraf. Salah satu bagian yang paling banyak memerlukan
perhatian adalah dalam segi kata. Pemilihan kata dalam setiap kesempatan dapat
dikatakan mempengaruhi proses komunikasi yang sedang dilakukan. Pemilihan kata
harus memperhatikan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung.
Dalam berkomunikasi, khususnya dalam komunikasi resmi
seperti surat-menyurat, berpidato, menulis karya tulis dan komunikasi dalam
bentuk lainnya hendaknya menggunakan kata-kata bahasa Indonesia dengan
benar, karena dengan menggunakan kata-kata bahasa Indonesia yang benar,
gagasan pikiran yang disampaikan juga akan tersampaikan dengan tepat. Salah
satu media komunikasi resmi yang sudah tidak asing lagi didengar adalah karya
tulis. Karya tulis atau karya ilmiah memiliki banyak ragam, misalnya ada yang
berbentuk laporan, artikel, jurnal, skripsi, buku-buku ilmiah dan sebagainya.
Setiap ragam sudah tentu memiliki ciri masing-masing. Oleh karena itu, sulit
untuk memberikan pengertian yang
mewakili semua karya ilmiah. Brotowidjojo menyatakan bahwa
karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan
ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Selain itu, di dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 2005: 511 ) menjelaskan mengenai karya
ilmiah berupa laporan yaitu 1) sesuatu yang dilaporkan, 2) berita.
Dari semua kepentingan dituliskannya suatu karya ilmiah ada
satu maksud yang sama, yaitu berkomunikasi dengan semua orang lain tentang
ilmu. Karya tulis merupakan suatu tulisan yang berifat resmi dan sudah
sebaiknya penggunaan kata didalamnya juga bersifat resmi. Pemahaman terhadap
pemilihan kata merupakan modal dasar bagi penulis dalam menyajikan sebuah karya
tulis. Semakin banyak kosa kata yang dimilki penulis dapat membantu dalam
pemilihan kata yang akan digunakan secara cepat, tepat dan bervariasi. Tidak
sedikit penulis yang memilki kosa kata kurang. Hal ini tentunya mempengaruhi
karya tulis yang dihasilkan, karena memiliki kekaburan makna atau cenderung
monoton. Dalam penulisan karya tulis perlu semaksimal mungkin memberikan
pemahaman tentang kriteria pemakaian kata.
Dalam
pencanangan karya tulis ini akan dipaparkan bagaimana penggunaan kata yang
digunakan penulis dalam karya tulis yang berjudul “Enkripsi
SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data”. “Analisis Penggunaan
Kata dalam Karya Tulis Berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA
Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data””. Karya tulis ini dapat diungkapkan berdasarkan hasil analisis
penulis terhadap karya tulis mengenai bentuk kata yang digunakan
didalamya, serta pemakaian kata yang baik dan benar.
1.2
Rumusan Masalah
1)
Bagaimanakah struktur pemakaian kata dalam
karya tulis yang berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android
Untuk Keamanan Pertukaran Data”?
2)
Bagaimanakah bentuk kata yang digunakan
dalam karya tulis tersebut?
3)
Apakah pemakaian dan pemilihan kata dalam
karya tulis tersebut dapat dikatakan layak?
1.3
Tujuan Penelitian
1)
Untuk mengetahui struktur pemakaian kata
yang digunakan penulis pada karya tulisnya yang berjudul “Enkripsi SMS
Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data”.
2)
Untuk mengetahui bentuk kata yang
digunakan dalam pembuatan karya tulis tersebut.
3)
Untuk megetahui kelayakan pilihan kata
pada karya tulis tersebut
1.4
Manfaat Penelitian
1)
Agar memahami struktur pemakaian kata yang
baik dan tepat digunakan pada sebuah karya tulis ilmiah.
2)
Agar memahami bentuk kata yang tepat dalam
menulis sebuah karya tulis.
3)
Agar memahami kelayakan dalam pemilihan
kata yang akan digunakan pada karya tulis.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pemakaian Kata
Kata adalah kumpulan
beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskanyang
merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam
berbahasa.Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang
dianggap sebagai bagianterkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah
bagian terkecil dari kata yangmemiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke
bentuk yang lebih kecil.
Pada kamus besar bahasa Indonesia
memuat tidak kurang dari 23.000 kata dan 71.000 kata pokok (Poerwadarminta,
1976). Kamus besar bahasa Indonesia sendiri merupakan kamus pedoman bagi
masyarakat Indonesia dalam memilih kata - kata yang baik dan sesuai dengan
aturan. Pemakaian kosakata setiap orang berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan
oleh adaya lingkungan pemakaian bahasa yang berbeda sehingga dipakai kata yang
sesuai dengan lingkungan tersebut.
2.2
Kata yang Baik dan Benar
Sebuah
kata harus mengikuti kaidah pembentukan kata (morfologi) bahasa Indonesia.
Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya kata dasar dan kata jadian (bentukn).
Kata dasar adalah kata yang dihasilkan oleh proses morfologis derivasi zero,
sedangkan kata jadian (bentukan) dihasilkan oleh proses morfologis, seperti
afiksasi, reduplikasi, abreviasi, komposisi, dan derivasi balik (Kridalaksana,
1989:12). Salah satu kaidah pembentukan kata dalam bahasa Indonesia adalah
kaidah pembentukan kata dengan prefiks meng-.
Awalan (prefiks / prefix) adalah imbuhan yang terletak
di awal kata. Proses awalan (prefiks) ini di sebut prefiksasi (prefixation).
Berdasarkan dan pertumbuhan bahasa yang terjadi, maka awalan dalam bahasa
indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan,
baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Awalan terdiri dari me, di, ke, ter, pe, per, se, ber. Kaidah
pembentukan kata dengan prefix meng-
dapat dilihat pada tabel 2.2.1 berikut.
Prefiks
|
Menjadi
|
Contoh
|
|
Kata Dasar
|
Kata Jadian
|
||
Meng-
|
Meng-
|
ambil
|
mengambil
|
kalah
|
Mengalah
|
||
harap
|
mengharap
|
||
Me-
|
latih
|
Melatih
|
|
namai
|
Menamai
|
||
ramaikan
|
meramaikan
|
||
Men-
|
Datangkan
|
Mendatangkan
|
|
Tanam
|
Menanam
|
||
Tertawakan
|
Menertawakan
|
||
Mem-
|
Bawa
|
Membawa
|
|
Patuhi
|
Mematuhi
|
||
Fokuskan
|
Memfokuskan
|
||
Men-
(meny-)
|
Satu
|
Menyatu
|
|
Cari
|
Mencari
|
||
Syaratkan
|
Mensyaratkan
|
||
Menge-
|
Cek
|
Mengecek
|
|
Rem
|
Mengerem
|
||
produksi
|
Memproduksi
|
Tabel 2.2.1 Pembentukan Kata dengan
Prefiks meng-
Selain
memperhitungkan kebenaran pembentukan kata, pemakaian kata yang benar juga
harus memperhitungkan kebenaran pemakaian. Kebenaran pemakaian adalah kebenaran
penggunaan kata itu menurut konteksnya. Pemakaian kata juga harus
memperhitungkan kaidah struktur beku
dalam bahasa Indonesia. Struktur ini adalah struktur statis , struktur yang
tidak dapat mengalami perubahan, seperti terdiri
atas, terjadi dari, disebabkan oleh, dan sehubungan dengan. Dalam bahasa Indonesia juga dikenal istilah kata
benar (tidak rancu) dan tidak benar (rancu). Kata
rancu dalam bahasa Indonesia berarti 'kacau'. Sejalan dengan itu, kalimat yang
rancu berarti kalimat yang kacau atau kalimat yang susunannya tidak teratur
sehingga informasinya sulit dipahami. Jika dilihat dari segi penataan gagasan,
kerancuan sebuah kalimat dapat terjadi karena dua gagasan digabungkan ke
dalam satu pengungkapan. Sementara itu, jika dilihat dari segi strukturnya,
kerancuan itu timbul karena penggabungan dua struktur kalimat ke dalam satu struktur. Adapapun beberapa contoh penggunaan kata benar dan tak benar baik
dari sudut kaidah pembentukan kata maupun dari sudut ejaan selengkapnya
dipaparkan pada tabel 2.2.2.
Kata Tidak Benar
|
Kata Benar
|
Pendarahan
|
Perdarahan
|
Kuatir
|
Khawatir
|
Analisa
|
Analisis
|
Isteri
|
Istri
|
Sistim
|
Sistem
|
Praktek
|
Praktik
|
Jadual
|
Jadwal
|
Tabel 2.2.2 Contoh Kata Benar dan
Kata Tidak Benar
Pada
tabel diatas dapat dilihat bahwa kebiasaan masyarakat dalam menggunakan kata
tidak benar masih terbilang sangat banyak. Hal ini dapat dilihat dari
penggunaan kata-kata yang menurut mereka benar tetapi setelah melihat kaidah
penulisannya kata tersebut tidaklah benar. Banyak kata tidak benar yang sudah
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehigga pengucapannya menjadi
lumrah. Sehingga jika mereka mengetahui bentuk kata yang benar sedikit terasa
janggal bila diucapkan.
Dalam
pilihan kata yang baik harus memperhatikan pemakaian kata yang digunakan. Untuk
memilih kata dalam penulisan ilmiah perlu memperhatikan syarat-syarat tertentu.
Syarat yang dimaksud adalah kelayakan, ketepatan, kecermatan, dan kecergasan.
Syarat kelayakan meliputi kelayakan menurut geografis, temporal (waktu) dan
meurut stilistik (gaya). Sementara itu, syarat ketepatan meliputi ketepatan
menurut denotasi-konotasi, abstrak-konkret, generik-spesifik, majas dan idiom.
Syarat kecermatan memperhitungkan keefisienan penggunaan kata atau ekonomi
bahasa. Syarat kecergasan memperhitungkan penghindaran kata klise dan kata
secara monoton.
Menggunakan
kata dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa
konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan
kondisi. Pada suatu kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal, penggunaan
bahasa Indonesia yang benar menjadi pilihan atau prioritas utama dalam
berbahasa. Seperti sudah saya jelaskan tadi, penggunaan bahasa seperti ini
sering menggunakan bahasa baku. Masalah yang harus dihindari dalam pemakaian kata
baku antara lain adalah disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti
interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari
sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal seperti ini mengakibatkan bahasa
yang digunakan menjadi tidak sesuai dan tidak baik.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penulisan ini
adalah meliputi 1 (satu) tempat yaitu di rumah penulis, yakni Jalan Kubu Anyar
gang Kingkong III, Kuta, Badung.
Waktu penelitian yang
digunakan sampai penyelesaian karya tulis ini adalah mengambil waktu 7 hari yaitu dari tanggal 27 November
2015 sampai dengan 3 Desember 2015.
3.2
Jenis Penelitian
Secara
umum jenis penelitian ada 2 ( dua ) bentuk yaitu : Jenis penulisan kualitatif
dan jenis penulisan kuantitatif. Jenis penulisan kualitatif merupakan bentuk
penulisan yang data-datanya dipaparkan hanya dengan kata-kata atau uraian kata
yang mana data tersebut diperoleh dari refrensi tertentu dan dari wawancara
yang terkadang dapat bersifat subjektif karena data tersebut merupakan olah
pikir, pendapat dan penafsiran dari orang yang berbeda sedangkan jenis penulisan
kuantitatif merupakan jenis penulisan yang data-datanya memaparkan angka-angka
(Riduwan, 2004:7)
Sesuai
dengan judul yang diungkapkan pada penulisan dalam karya tulis ini dapat
digolongkan kedalam jenis penulisan kualitatif dan kuantitatif. Jenis penulisan
kualitatif karena pada tulisan ini lebih banyak menggunakan metode analisis
langsung terhadap bahan karya tulis “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA
Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data”. Sedangkan jenis kuantitatif
karena pada tulisan ini disertakan pula persentase jumlah kata benar yang
digunakan pada karya tulis tersebut.
3.3
Data dan Sumber Data
Sugiyono
(2009:88) menyebutkan sajian dan bentuk data dalam penelitian ada 2 (dua) yaitu
data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menganalisis
langsung karya tulis “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android
Untuk Keamanan Pertukaran Data”. Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan
setiap kata-kata yang digunakannya serta menyesuaikannya dengan kaidah
penggunaan kata yang benar menurut bahasa Indonesia. Sedangkan dalam penelitian
ini data sekunder yang diperoleh dari dokumen atau catatan-catatan seperti
buku, makalah, laporan, dan lain sebagainya.
3.4
Objek Penelitian
Objek penelitian
dalam karya tulis ini adalah kesalahan pengguaan dan pemilihan kata pada karya
tulis mahasiswa yang berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis
Android Untuk Keamanan Pertukaran Data”. Apsek yang terlibat didalamnya adalah
aspek struktur pemakaian kata, bentuk kata dan kelayakan pemilihan kata.
3.5
Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam upaya
mengumpulkan data penelitian. Maka dari itu instrumen penelitian yang digunakan
disesuaikan dengan pokok – pokok permasalahan atau objek yang akan diteliti. Instrumen
yang digunakan dalam penulisan ini hanya
berupa karya tulis yang isinya akan dianalisis oleh penulis sesuai dengan
rumusan masalah yang telah ditentukan.
3.6
Teknik Pengumpulan Data
Menurut
sugiyono (2009:46) teknik pengumpulan data antara lain adalah : teknik
observasi, wawancara, studi pustaka, dokumentasi dan koesioner. Dalam
penelitian ini akan digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:
a. Teknik
studi pustaka, yaitu data dapat diperoleh denggan menggunakan beberapa
literatur yang terkait dengan masalah yang diungkap pada karya tulis ini.
3.7
Teknik Penyajian Data
Teknik
penyajian data dalam karya tulis ini meliputi 3 (tiga) langkah yaitu:
1. Mereduksi
data, yaitu data yang diperoleh dirangkum, adanya suatu penilaian terhadap
hal-hal yang pokok dan penting sesuai dengan rumusan masalah yang dikaji. Tahap
reduksi ini akan dijadikan dasar dalam mengumpulkan data sampai dapat menemukan
jawaban terhadap rumusan masalah yang dikaji.
2. Penyajian
data, yaitu data yang disajikan berasal dari hasil analisis kata pada karya
tulis yang berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk
Keamanan Pertukaran Data”
3. Menarik
kesimpulan dan verifikasi, yaitu: simpulan yang diungkapkan diverivikasi
berdasasrkan teori dan konsep yang digunakan dalam membedah masalah penelitian.
3.8
Teknik Analisis Data
Teknik
analisis data ada 2 (dua) jenis yaitu : analisis data deskriptif kualitatif dan
analisis data kuantitatif. Dalam penelitian ini digunakan analisis denskriptif
kualitatif dan kuantitatif.
3.8.1
Teknik Analisis Deskripitif Kualitatif
Dalam
penulisan ini digunakan analisis deskriptif kualitatif yang merupakan suatu
telaan dari suatu gejala objektif sesuai dengan data kepustakaan. Adapu teknik
yang digunakan dalam membantu analisis ini antara lain:
a.
Teknik Induktif, yaitu uraian khusus yang
didahului dengan data-data hasil analisis dan bersifat khusus sebelum menarik
sebuah kesimpulan
b.
Teknik deduktif, yaitu uraian yang
didahului dengan kata-kata bersifat umum yang kemudian menyempit dan baru dapat
ditarik kesimpulan.
c.
Teknik argumentative, yaitu memberikan
komentar-komentar terhadap bahan yang dikaji pada saat menarik kesimpulan.
3.8.2
Teknik Analisis Deskripitif Kuantitatif
Dalam menganalisis karya tulis
diberikan persentase, dimana setiap kata yang salah akan dikurangi dengan
jumlah kata total yang ada pada karya tulis, kemudian dibagi dengan jumlah kata
total yakni sebanyak 1952 kata dan dikalikan 100 %.
Rumus
yang digunakan adalah:
P =
Dimana
:
P
= persentase
Jb
= jumlah kata yang benar
Jt
= jumlah keseluruhan kata (1952)
Hasil
analisis akan dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Baik,
bila nilai persentase >75 %
b. Cukup,
bila nilai persentase 60-75 %
c. Kurang,
bila nilai persentase < 60 %
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Isi Karya Tulis
Perkembangan TIK
dewasa ini memberikan banyak konstribusi terhadap sistem komunikasi, namun
tidak selamanya bersifat positif. Adakalanya pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab mengunakan ini untuk kepentingannya dan merugikan orang lain. Misalnya
kasus penyadapan di Indonesia, setidaknya ada 4 kasus besar yang dialami oleh
Indonesia. Salah satunya kasus penyadapan oleh Australia. Menurut Kepala Badan
Intelijen Negara, BIN Indonesia, Marciano Norman mengatakan bahwa Indonesia
sudah mulai disadap oleh Australia semenjak tahun 2007 sampai dengan tahun
2009. Dengan adanya penyadapan yang dilakukan oleh pihak asing ini Indonesia telah
berpotensi kehilangan kedaulatan, kemandirian dan kepribadiannya. Jika pihak
asing mengetahui rencana atau kebijakan luar negeri Indonesia dan dengan mudah
pihak tersebut dapat mengontrol kebijakan-kebijakan Indonesia agar lebih
menguntungkan negaranya
Pencetusan aplikasi
Enkripsi SMS ini adalah sebagai solusi dari tindakan penyadapan, penyalah
gunaan teknologi, serta melindungi privasi dari setiap individu. Short Message Service (SMS) adalah kemampuan
untuk mengirim dan menerima pesan dalam bentuk teks dari dan kepada ponsel Aplikasi
Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Androidini adalah sebuah perangkat
lunak yang diterapkan pada telepon selular yang bersistem operasi android dan
memiliki fungsi untuk melakukan enkripsi dan dekripsi. Aplikasi ini mampu
menjadi solusi dari kekhawatiran penyadapan karena merupakan aplikasi yang encrypted end to end terhadap pesan SMS,
sehingga pesan yang tersimpan di SMSC merupakan pesan yang telah terenkripsi.
Enkripsi ini dimaksudkan untuk melindungi dan menyamarkan informasi agar tidak
terlihat dan diketahui oleh orang yang bukan semestinya. Kata RSA sendiri
mengambil nama dari Ron Rivest, Adi Shamir dan Len Adleman yang menciptakan
metode ini pada tahuin 1977.
4.2
Struktur Pemakaian Kata
Pemakaian kata
dalam sebuah karya tulis harusnya menggunakan bahasa yang resmi. Pada karya
tulis yang berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk
Keamanan Pertukaran Data” dapat dilihat bagaimana pemilihan kata penulis dalam
menyampaikan isi tulisannya. Penggunaan bahasa yang resmi tetapi maknanya mudah
untuk dimengerti pembaca, sehingga pembaca tidak perlu bersusah payah
mengartikan kata yang digunakan secara dalam. Didalam pemakaian bahasa formal
digunakan beragam kata – kata resmi atau kata baku (standar). Adapun beberapa
contoh kata baku (standar) yang digunakan dalam karya tulis tersebut dipaparkan
dalam tabel 4.2.1 berikut
Membuat
|
Misalnya
|
Menyampaikan
|
Diterapkan
|
Tidak
|
Meskipun
|
Mudah
|
Mengatakan
|
Ingin
|
Menciptakan
|
Tabel 4.2.1 Contoh Kata Baku
Karya
tulis tersebut juga tidak sedikit menggunakan istilah-istilah dalam dunia
teknologi informasi yang penempatannya disesuaikan dengan apa yang akan dibahas
penulis, seperti: enkripsi, deskripsi, use case, flowchart, key, dan lain-lain.
Penulis karya tulis tersebut tidak lupa juga memberikan penjelasan singkat
mengenai kata-kata tersebut didalam karya tulisnya, sehingga para pembaca yang
tidak berkecimpung dan mengenal teknologi informasi dapat memahaminya secara
garis besar.
4.3
Bentuk Kata
Berdasarkan kaidah
pembentukan kata dalam analisis ini menggunakan 2 (dua) bentuk pembahasan yakni
secara kualitatif dan kuantitatif. Adapun pemaparan lengkap analisis tulisan
ini adalah:
4.3.1
Bentuk Kata Secara Kualitatif
Dalam karya tulis
yang berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk
Keamanan Pertukaran Data” terdapat beberapa kata benar dan salah bila disangkut
pautkan dengan kaidah pembentukan kata bahasa Indonesia.
Kata
yang digunakan pada karya tulis jika dilihat dari prefiks meng- kaidah pembentukan kata, terdapat beberapa kata yang
penulisannya sudah benar seperti pada tabel 4.3.1.1
Kata
Dasar
|
Kata
Jadian
|
Ketahui
|
Mengetahui
|
Gunakan
|
Menggunakan
|
Kontrol
|
Mengotrol
|
Putuskan
|
Memutuskan
|
Lindungi
|
Melindungi
|
Ambil
|
Mengambil
|
Buat
|
Membuat
|
Jaga
|
Menjaga
|
Bawa
|
Membawa
|
Tingkatkan
|
Meningkatkan
|
Ucapkan
|
Mengucapkan
|
Bantu
|
Membantu
|
Surat
|
Menyurat
|
Kurangi
|
Mengurangi
|
Dapat
|
Mendapat
|
Tabel 4.3.1.1 Pembahsan Penggunaan
kata dengan Prefiks meng-
Kata
yang terdapat pada tabel 4.3.1.1 tersebut merupakan beberapa contoh kata yang
banyak digunakan dalam karya tulis tersebut dan penulisannya sudah mengikuti
kaidah penggunaan kata dengan prefiks meng-.
Secara keseluruhan penggunaan kata prefiks dalam karya tulis tersebut dapat
dikatakan baik, karena tidak ditemukan kesalahan penulisan penggunaan katanya. Selain
memperhitungkan kebenaran pembentukan kata pemakaian kata yang benar juga harus
mempertimbangkan kebenaran pemakaian. Kebenaran pemakaian adalah kebenaran
penggunaan kata itu menurut konteksnya (kata yang mendahului dan/atau
mengikutinya dalam kelompok kata atau kalimat).
Penggunaan
kata yang benar dan tidak benar juga harus mendapat perhatian khusus dalam
karya tulis tersebut. Bila dihubungkan dengan penulisan kaidah kata tidak benar
dan benar ada beberapa kata yang penulisannya masih salah seperti : sistim yang harusnya di tulis sistem, dimana yang seharusnya ditulis di
mana. Selain itu juga terdapat salah penulisan kata seperti penydapan yang seharusnya ditulis penyadapan.
Selain
beberapa bentuk kata diatas terdapat juga bentuk kata konottif dan denotatif. Kalimat konotatif adalah kalimat yang mengandung makna
yang bukan sebenarnya pada kata atau kelompok kata. Makna konotatif juga
biasanya disebut dengan istilah makna kias. Dan makna yang diberikan oleh suatu
kata atau kelompok kata sebagai perbandingan agar apa yang dimaksudkan menjadi
lebih jelas dan menarik. Sedangkan Kalimat Denotatif adalah kalimat yang mengandung makna sebenarnya
pada suatu kata atau kelompok kata tersebut.yang mana suatu kata atau kelompok
kata itu terdapat dalam kamus (KBBI). Pada karya tulis tersebut dijumpai
beberapa kata konotatif yang seharusnya penulisannya diganti dengan kata denotatif
seperti “menerobos batas…..” yang
harusnya diganti menjadi “melewati batas…..”,
kata “terkuak fakta……” yang harusnya
diganti menjadi “diketahui fakta…..”
kata konotatif tersebut kurang tepat bila digunakan dalam karya tulis sehingga
perlu mengalami perubahan mengikuti kaidah kata dalam bahasa Indonesia.
4.3.2
Bentuk Kata Secara Kuantitatif
Secara kuantitatif
bila menggunakan rumus yang sudah ditentukan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
karya tulis ini penulisannya baik. Hal ini didapatkan dari jumlah kata salah
yang terdapat dalam karya tulis ini adalah sebanyak 3 (tiga) kata meliputi kata
sistim, dimana dan penydapan. Dengan menggunakan rumus jumlah kata benar dibagi
dengan jumlah total kata kemudian di kalikan 100%, maka jumlah akhir yang
didapatkan adalah 99 %. Persentase penulisan kata pada karya tulis tersebut
dapat juga ditampilkan dalam gambar diagram 4.3.2.1 berikut
Gambar 4.3.2.1 Diagram Persentase Penulisan
Kata
Pada
penelitian ini membuktikan bahwa dalam pembuatan karya tulis masih ada beberapa
orang yang salah dalam memilih kata dan sesuai dengan kaidah pembentukan kata
bahasa Indonesia.
4.4
Kelayakan Pemilihan Kata
Layak
dapat dikatakan sebagai sesuatu yang pantas, wajar atau patut. Syarat kelayakan
pemakaian kata dengan memperhitungkan kepantasan atau kepatutan kata tersebut
menurut daerah, waktu dan gaya penggunaannya. Dalam karya tulis ini terdapat
kata mantan dalam mantan wakil
Presiden Indonesia, mantan juru bicara Presiden, mantan menteri Indonesia, dan
masih banyak lagi. Penggunaan kata mantan pada konteks tersebut sudah tepat,
karena penggunaan kata mantan itu sendiri berarti baik.
Gaya
bahasa juga senantiasa sangat menentukan pemilihan kata yang layak digunakan.
Didalam berbahasa dikenal adanya berbahasa gaya resmi dan gaya santai (tidak
resmi). Dalam pemakaian bahasa formal harus digunakan kata ragam resmi. Perlu
juga membedakan penggunaan kata ilmiah dan kata ilmiah popular. Kata ilmiah
dipakai untuk mengungkapkan konsep ilmiah, sedangkan kata populer
digunakan untuk mengungkapkan konsep
popular. Dalam karya tulis ini terdapat beberapa kata seperti : membuat, mudah, ingin, misalnya, serta meskipun yang penulisannya sudah benar
dan sesuai pada karangan ilmiah.
Syarat
ketepatan kata dihubungkan dengan konsep makna yang hendak disampaikan.
Pemilihan kata secara tepat sangat ditentukan oleh sikap dan perasaan
masing-masing pengguna bahasa. Kelayakan pemakaian kata dari sudut waktu
senantiasa diikuti dan dipelajari oleh setiap orang.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Simpulan
1)
Struktur pemakaian kata dalam karya tulis
yang berjudul “Enkripsi SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk
Keamanan Pertukaran Data” adalah bahasa resmi dan baku (standar). Walaupun
menggunakan bahasa baku namun dengan pemilihan kata yang tepat pembaca karya
tulis tersebut akan mengerti maksud dari penulis. Hal ini dikarenakan penulis
karya tulis tersebut memilih untuk
menggunakan kata baku yang tepat dan mudah dipamahami.
2)
Bentuk kata yang digunakan dalam karya
tulis ini di bahas menggunakan 2 (dua) sudut pandang yakni melalui kuantitatif
dan kualitatif. Secara kualitatif penulisan kata berdasarkan prefiks meng- dapat dikatakan sangat baik karena
tidak ditemukan kesalahan dapalam penulisannya. Sedangkan jika dilihat dari
kata benar dan tidak benar masih ada beberapa kata yang salah seperti sistim,
dimana, dan penydapan. Walaupun jumlah kesalahan penulisan kata bisa dikatakan
sedikit dal ini tidak terlalu mempengaruhi perhitungan secara kuantitatif,
dimana persentase total dari penulisan kata dalam karya tulis tersebut adalah
99 % dan dapat digolongkan dalam kategori baik.
3)
Kelayakan pemilihan dan penggunaan kata
dalam karya tulis tersebut juga dapat dikatakan sangat baik. Penulis dapat
menggunakan kata yang layak pada setiap situasi dan waktu. Gaya bahasa juga
mempengaruhi pemilihan kata penulis yang pada dasarnya dikenal istilah gaya
resmi, dan gaya santai.
5.2
Saran
1)
Bagi penulis karya tulis yang berjudul “Enkripsi
SMS Menggunakan Metode RSA Berbasis Android Untuk Keamanan Pertukaran Data”
agar lebih memperhatikan aturan kata dalam bahasa Indonesia. Serta
mempertahankan segala bentuk kata yang sudah benar ditulis pada karya tulis
tersebut.
2)
Bagi mahasiswa agar lebih memperhatikan
dan mematuhi kaidah penggunaan serta pemilihan kata dalam bahasa Indonesia.
Kaidah ini digunakan dalam setiap jenis tulisan yang akan dibuat dan dapat
mempengaruhi kelayakan bentuk kata dari tulisan.
0 komentar:
Posting Komentar